Quiz Keamanan Sistem Komputer
A.
1. Deskripsikan
hubungan KSK dengan Kriptografi Algoritma Kelompok!
Blockchiper melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok - blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing - masing blok data.
2. Jelaskan
tentang Algoritma kelompok mulai dari: pengertian, sejarah, cara kerjanya
(proses ekripsi dan proses deskripsi) , gambarkan flowchart berikan penjelasan!
Pengertian
Blok cipher merupakan algoritma kriptografi simetrik yang mengenkripsi satu blok plaintext dengan jumlah bit tertentu dan menghasilkan blok ciphertext dengan jumlah bit yang sama. Misalkan ukuran blok plaintext yang dienkripsi adalah 64 bit, maka akan menghasilkan ciphertext yang berukuran 64 bit.
Sejarah
Mode operasi paling awal, ECB, CBC, OFB, dan CFB , tahun 1981 dan ditentukan dalam FIPS 81, Mode DES Operasi. Pada tahun 2001, Lembaga Standar dan Teknologi Nasional AS (NIST) merevisi daftar mode operasi yang disetujui dengan memasukkan AES sebagai chiper block dan menambahkan mode RKPT di SP800-38A, Rekomendasi untuk Blok Cipher Mode Operasi. Akhirnya, pada bulan Januari 2010, NIST menambahkan XTS-AES di SP800-38E, Rekomendasi untuk Blok Cipher Mode Operasi: Mode XTS-AES untuk Kerahasiaan pada Perangkat Penyimpanan. Mode kerahasiaan lainnya ada yang belum disetujui oleh NIST.
Cara Kerja
- enkripsi : merubah plaintext menjadi chipertext, dengan menggunakan key yang kita tentukan sebelumnya. dengan key tersebut plaintext di XOR dengan key maka mendapat hasil chipertext yang akan di ganti dengan kode ascii.
- dekripsi : merubah chipertext menjadi plaintext. dengan menggunakan key yang telah digunakan sebelumnya terhadap proses enkripsi lalu di XOR kembali. maka hasil dari XOR tersebut menjadi plaintext kembali.
pada flowchart di jelaskan bahwa si user menulis pesan terlebih dahulu lalu pesan akan dienkripsikan dan di kompresi dengan menggunakan key yang telah sistem pilih dan pesan akan di kirim.
3.Berikan
deskripsi dari study kasus terkait tema kelompok dan pada bagian mana dari
study kasus tersebut Algoritma kelompok diterapkan!
Bagian yang digunakan pada study kasus adalah pada saat si user memasukan data. maka yang dapat membaca data user hanyalah sistem dan user administrator yang bekerja pada perusahaan tersebut. data user akan di amankan dengan algoritma block chiper chaining agar jika ada serangan yang inin meretas data user, si pelaku tidak dapat membacanya atau sulit untuk memecahkan kode nya.
4. Berikan
sintaks dari algoritma (prosen enkripsi dan deskripsi) kelompok dengan bahasa
pemrograman yang dipilih!
Block chiper chaining
5. link kelompok 7:
- Hanum Salsabila 201731278 (https://pemvis.blogspot.com/2018/12/rabu-12-desember-2018-a.html?m=1)
- Teuku Rifqi 201731317 (http://teukurifkidhululfata.blogspot.com/2018/12/algoritma-chiper-blok.html)
- indri mulyani 201731274 (https://iinmly.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-quis.html)
- Lely Meylia 201731271 (https://keamanansistemkomputerindustri.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-industri.html)
- Puspa Riri 201731302 (https://pusparirii.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-algoritma.html)
6. refrensi :
https://youtu.be/j3ya6t3Zfrs
https://youtu.be/kxxbBJ0m7K4
https://youtu.be/1GGqIRQUZos
B.
1. Deskripsikan
hubungan KSK dengan Kiriftografi algoritma Kelompok dan algoritma kelompok lain yang memiliki
kemiripan cara kerja!
Kemiripan di miliki dengan kelompok satu. Yaitu, DES, melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing-masing blok data.
2. Jelaskan
tentang Algoritma kelompok lain mulai dari: pengertian, sejarah, cara kerjanya
(proses ekripsi dan proses deskripsi), gambarkan flowchart berikan penjelasan!
Algoritma DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu algoritmayang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi data sehingga data asli hanya dapat dibaca oleh seseorang yang memiliki kunci enkripsi tersebut.
Sejarah
DES atau Singkatan dari Data Encryption Standard merupakan algoritma penyandian yang diadopsi dan dibakukan oleh NBS (National Bureau Standard) yang kini menjadi NIST (National Institute of Standards and Technology) pada tahun 1977 sebagai FIPS 46(Federal Information Processing Standard).
DES bermula dari hasil riset Tuchman Meyer yang diajukan sebagai kandidat Sandi Standard Nasional yang diusulkan oleh NBS. Konon katanya, algoritma yang dikembangkan oleh Tuchman Meyer ini merupakan algoritma terbaik dari semua kandidat Sandi Standard Nasional. Pada mulanya, algoritma yang kini disebut DES, memiliki panjang kunci sandi 128 bit. Namun selama proses pengadopsian, NBS melibatkan NSA(National Security Agency), dan algoritma sandi ini mengalami pengurangan ukuran kunci sandi dari 128 bit menjadi 56 bit saja. Sebagian orang mungkin mengira bahwa pengurangan panjang kunci sandi ini merupakan usulan NSA untuk melemahkan algoritma Tuchman Meyer karena motif politik tertentu. Entah itu untuk mempermudah penyadapan atau untuk melemahkan pengamanan informasi lawan politik. Mungkin NSA menginginkan algoritma Tuchman Meyer ini “cukup aman”
untuk digunakan warga sipil, tetapi mudah dipecahkan oleh organisasi besar semisal NSA dengan peralatan canggihnya. Bila dibandingkan dengan performa komputer personal pada saat itu, algoritma sandi dengan panjang kunci 56 bit dapat dikatakan cukup aman bila digunakan oleh orang-orang “biasa”, tapi dapat dengan mudah dipecahkan dengan peralatan canggih dan tentunya kepemilikan alat canggih ini hanya dapat dijangkau oleh organisasi elit seperti NSA.
Dengan dukungan dana yang melimpah, pembuatan alat brute‐force DES bukanlah hal yang mustahil pada saat itu. Kini algoritma DES sudah usang dan keamanannya pun sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi. Kini komputer personal pun sudah cukup untuk membobol algoritma DES, apalagi dengan adanya teknologi parallel computing dan internet yang berkembang pesat. DES telah secara resmi digantikan fungsinya oleh AES (Advanced Encryption Standard) dengan panjang kunci sandi 128, 192 dan 256 bit.
Cara kerja
http://octarapribadi.blogspot.com/2012/10/contoh-enkripsi-dengan-algoritma-des.html?m=1
Flowchart
3. Lakukan
pengetesan kedua algoritma tersebut dengan menggunakan sintaks bahasa
pemrograman yang dipilih! Dengan inputan plantext berupa nama dan NIM (prosen
enkripsi dan deskripsi)!
4. Lakukan
perbandingan kedua algoritma tersebut dengan menemukan 3 persamaan dan 3
perbedaan nya!
Persamaan :
- menggunakan angka biner
- menggunakan kode ascii
- terdiri dari 64 bit.
Perbedaan:
- blockchiper lebih mudah di mengerti
- langkah blockchiper lebih singkat
-
5. Kelompok 1
- Sinta Ariani 201631138 (https://rsintariani.blogspot.com/2018/12/tugas-blog-keamanan-sistem-komputer-ksk.html)
- Teddy Fauzan Putra Kuntjahjono 201631139 (http://teddy1631139.blogspot.com/)
-
-
-
6. Referensi
- http://ilmu-kriptografi.blogspot.com/2009/05/algoritma-des-data-encryption-standart.html
- http://kriptografijaringan.blogspot.com/2016/03/enskripsi-algoritma-des-data-encryption.html
C. Buat kesimpulan berdasarkan penemuan persamaan
dan perbedaan pada study kasus A dan B!
Menggunakan algoritma DES ataupun block chiper sama saja. tapi harus diperhatikan pada key agar hacker susah untuk meng dekripsi chipertext yang telah di buat.