Rabu, 12 Desember 2018

KEAMANAN SISTEM KOMPUTER - QUIZ


Quiz Keamanan Sistem Komputer

A.

1. Deskripsikan hubungan KSK dengan Kriptografi Algoritma Kelompok!



Blockchiper melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok - blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing - masing blok data.



2. Jelaskan tentang Algoritma kelompok mulai dari: pengertian, sejarah, cara kerjanya (proses ekripsi dan proses deskripsi) , gambarkan flowchart berikan penjelasan!




Pengertian 



Blok cipher merupakan algoritma kriptografi simetrik yang mengenkripsi satu blok plaintext dengan jumlah bit tertentu dan menghasilkan blok ciphertext dengan jumlah bit yang sama. Misalkan ukuran blok plaintext yang dienkripsi adalah 64 bit, maka akan menghasilkan ciphertext yang berukuran 64 bit. 



Sejarah 



Mode operasi paling awal, ECB, CBC, OFB, dan CFB , tahun 1981 dan ditentukan dalam FIPS 81, Mode DES Operasi. Pada tahun 2001, Lembaga Standar dan Teknologi Nasional AS (NIST) merevisi daftar mode operasi yang disetujui dengan memasukkan AES sebagai chiper block dan menambahkan mode RKPT di SP800-38A, Rekomendasi untuk Blok Cipher Mode Operasi. Akhirnya, pada bulan Januari 2010, NIST menambahkan XTS-AES di SP800-38E, Rekomendasi untuk Blok Cipher Mode Operasi: Mode XTS-AES untuk Kerahasiaan pada Perangkat Penyimpanan. Mode kerahasiaan lainnya ada yang belum disetujui oleh NIST. 



Cara Kerja 


- enkripsi : merubah plaintext menjadi chipertext, dengan menggunakan key yang kita tentukan sebelumnya. dengan key tersebut plaintext di XOR dengan key maka mendapat hasil chipertext yang akan di ganti dengan kode ascii.
- dekripsi : merubah chipertext menjadi plaintext. dengan menggunakan key yang telah digunakan sebelumnya terhadap proses enkripsi lalu di XOR kembali. maka hasil dari XOR tersebut menjadi plaintext kembali.
Gambar terkait
pada flowchart di jelaskan bahwa si user menulis pesan terlebih dahulu lalu pesan akan dienkripsikan dan di kompresi dengan menggunakan key yang telah sistem pilih dan pesan akan di kirim.

3.Berikan deskripsi dari study kasus terkait tema kelompok dan pada bagian mana dari study kasus tersebut Algoritma kelompok diterapkan!

Bagian yang digunakan pada study kasus adalah pada saat si user memasukan data. maka yang dapat membaca data user hanyalah sistem dan user administrator yang bekerja pada perusahaan tersebut. data user akan di amankan dengan algoritma block chiper chaining agar jika ada serangan yang inin meretas data user, si pelaku tidak dapat membacanya atau sulit untuk memecahkan kode nya.

4. Berikan sintaks dari algoritma (prosen enkripsi dan deskripsi) kelompok dengan bahasa pemrograman yang dipilih!



Block chiper chaining

5. link kelompok 7:
- Hanum Salsabila 201731278 (https://pemvis.blogspot.com/2018/12/rabu-12-desember-2018-a.html?m=1)
- Teuku Rifqi 201731317 (http://teukurifkidhululfata.blogspot.com/2018/12/algoritma-chiper-blok.html)
- indri mulyani 201731274 (https://iinmly.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-quis.html)
- Lely Meylia 201731271 (https://keamanansistemkomputerindustri.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-industri.html)
- Puspa Riri 201731302 (https://pusparirii.blogspot.com/2018/12/keamanan-sistem-komputer-algoritma.html)

6. refrensi :
https://youtu.be/j3ya6t3Zfrs
https://youtu.be/kxxbBJ0m7K4
https://youtu.be/1GGqIRQUZos
   



B.

1. Deskripsikan hubungan KSK dengan Kiriftografi algoritma Kelompok dan  algoritma kelompok lain yang memiliki kemiripan cara kerja!

Kemiripan di miliki dengan kelompok satu. Yaitu, DES,  melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing-masing blok data.

2. Jelaskan tentang Algoritma kelompok lain mulai dari: pengertian, sejarah, cara kerjanya (proses ekripsi dan proses deskripsi), gambarkan flowchart berikan penjelasan!

Algoritma DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu algoritmayang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi data sehingga data asli hanya dapat dibaca oleh seseorang yang memiliki kunci enkripsi tersebut. 

Sejarah 

DES atau Singkatan dari Data Encryption Standard merupakan algoritma penyandian yang diadopsi dan dibakukan oleh NBS (National Bureau Standard) yang kini menjadi NIST (National Institute of Standards and Technology) pada tahun 1977 sebagai FIPS 46(Federal Information Processing Standard).
DES bermula dari hasil riset Tuchman Meyer yang diajukan sebagai kandidat Sandi Standard Nasional yang diusulkan oleh NBS. Konon katanya, algoritma yang dikembangkan oleh Tuchman Meyer ini merupakan algoritma terbaik dari semua kandidat Sandi Standard Nasional. Pada mulanya, algoritma yang kini disebut DES, memiliki panjang kunci sandi 128 bit. Namun selama proses pengadopsian, NBS melibatkan NSA(National Security Agency), dan algoritma sandi ini mengalami pengurangan ukuran kunci sandi dari 128 bit menjadi 56 bit saja. Sebagian orang mungkin mengira bahwa pengurangan panjang kunci sandi ini merupakan usulan NSA untuk melemahkan algoritma Tuchman Meyer karena motif politik tertentu. Entah itu untuk mempermudah penyadapan atau untuk melemahkan pengamanan informasi lawan politik. Mungkin NSA menginginkan algoritma Tuchman Meyer ini “cukup aman”
untuk digunakan warga sipil, tetapi mudah dipecahkan oleh organisasi besar semisal NSA dengan peralatan canggihnya. Bila dibandingkan dengan performa komputer personal pada saat itu, algoritma sandi dengan panjang kunci 56 bit dapat dikatakan cukup aman bila digunakan oleh orang-orang “biasa”, tapi dapat dengan mudah dipecahkan dengan peralatan canggih dan tentunya kepemilikan alat canggih ini hanya dapat dijangkau oleh organisasi elit seperti NSA.
Dengan dukungan dana yang melimpah, pembuatan alat brute‐force DES bukanlah hal yang mustahil pada saat itu. Kini algoritma DES sudah usang dan keamanannya pun sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi. Kini komputer personal pun sudah cukup untuk membobol algoritma DES, apalagi dengan adanya teknologi parallel computing dan internet yang berkembang pesat. DES telah secara resmi digantikan fungsinya oleh AES (Advanced Encryption Standard) dengan panjang kunci sandi 128, 192 dan 256 bit.  
   
Cara kerja  



http://octarapribadi.blogspot.com/2012/10/contoh-enkripsi-dengan-algoritma-des.html?m=1

   
Flowchart  



3. Lakukan pengetesan kedua algoritma tersebut dengan menggunakan sintaks bahasa pemrograman yang dipilih! Dengan inputan plantext berupa nama dan NIM (prosen enkripsi dan deskripsi)!




4. Lakukan perbandingan kedua algoritma tersebut dengan menemukan 3 persamaan dan 3 perbedaan nya!

Persamaan :
- menggunakan angka biner 
- menggunakan kode ascii 
- terdiri dari 64 bit.



Perbedaan:

- blockchiper lebih mudah di mengerti 
- langkah blockchiper lebih singkat 
-



5. Kelompok 1 

- Sinta Ariani 201631138 (https://rsintariani.blogspot.com/2018/12/tugas-blog-keamanan-sistem-komputer-ksk.html)
- Teddy Fauzan Putra Kuntjahjono 201631139 (http://teddy1631139.blogspot.com/)
-
-
-

6.  Referensi 
- http://ilmu-kriptografi.blogspot.com/2009/05/algoritma-des-data-encryption-standart.html
- http://kriptografijaringan.blogspot.com/2016/03/enskripsi-algoritma-des-data-encryption.html





C. Buat kesimpulan berdasarkan penemuan persamaan dan perbedaan pada study kasus A dan B!



Menggunakan algoritma DES ataupun block chiper sama saja. tapi harus diperhatikan pada key agar hacker susah untuk meng dekripsi chipertext yang telah di buat. 

Jumat, 12 Oktober 2018

TEKNIK DIGITAL - 7 SEGMEN ANODA DAN KATODA


Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).

LED 7 Segmen (Seven Segment LED)

Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya.  LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.


LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
LED Seven Segment Display Tipe Common Katoda


LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
LED Seven Segment Display Tipe Common Anoda

Kamis, 13 September 2018

Komponen Aktif Pada Elektronika


1.    Dioda
Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.












 2.    Transistor
Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali, Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transistor Bipolar (NPN & PNP), Transistor Foto, TRIAC, MOSFET, JFET dan UJT.






Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Berdasarkan fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi menjadi IC Pewaktu (Timer), IC Comparator (Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC Switching (Pengendali) dan IC Amplifier (Penguat).